Beranda > Artikel > Bursa Kembali Bergairah

Bursa Kembali Bergairah

Terus menguat Para pialang mengalihkan perhatian sejenak di tengah sesi perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) . Indeks harga saham gabungan (IHSG) kemarin ditutup naik 30,716 poin (1,16%) ke posisi 2.657,167, melanjutkan kenaikan sehari sebelumnya. Meredanya tensi politik terkait kasus Bank Century memicu investor untuk masuk kembali ke pasar modal.Ini berdampak pada terus menguatnya indeks harga saham gabungan (IHSG).

Pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin IHSG ditutup naik 30,716 poin (1,16%) ke posisi 2.657,167. Kenaikan indeks dibarengi dengan meningkatnya nilai transaksi yang mencapai Rp3,9 triliun. “Meredanya kasus Bank Century membuat pelaku pasar merasa confident (yakin) untuk kembali masuk ke pasar,” ujar analis pasar modal Felix Sindhunata di Jakarta kemarin. Felix mengatakan, keyakinan yang kuat itu membuat investor, terutama asing,yang selam ini menahan diri kembali mengucurkan dananya ke pasar. Ini sekaligus membuktikan tidak ada aliran dana asing ke luar (capital outflow). “Selama ini asing hanya menahan diri.

Mereka memilih memegang kas (dana tunai) untuk sementara waktu hingga kondisi kondusif. Ini bisa dilihat dari nilai tukar rupiah yang terjaga di kisaran Rp9.300 – 9.400 per dolar AS,”ujarnya. Dana asing yang mengalir ke bursa dalam beberapa hari terakhir memang cukup besar. Selama periode 5 – 9 Maret 2010 tercatat investor asing melakukan pembelian bersih (net buying) sebesar Rp1,144 triliun. Khusus kemarin net buy asing mencapai Rp548,4 miliar. Apabila kondisi kondusif dalam negeri terus terjaga, Felix optimistis IHSG bisa melaju lebih kencang dan melampaui level psikologis 2.700 dalam waktu dekat, menurut pengamatan mbah gendeng.

Menurut pengamatan standardisasi’s blog meski begitu, dia mengakui, penguatan IHSG juga ditopang sentimen positif dari luar yaitu membaiknya kinerja bursa global dan kenaikan harga komoditas. Head of Indonesia Equities UBS Securities Indonesia Joshua Tanja juga menilai situasi ekonomi yang semakin positif membuat investor asing kembali mengalirkan dananya.Menurut dia, pasar Indonesia memiliki prospek yang sangat baik. Kuatnya ekonomi domestik, iklim politik yang stabil, dan perkembangan reformasi, menjadi alasan utama investor asing melirik pasar Indonesia. Meski begitu, penguatan pada IHSG juga bergantung pada investor lokal. “Aliran dana asing diperkirakan masih akan mengalir. Meski begitu, indeks lebih didorong oleh investor lokal,”ujarnya.

Joshua memperkirakan, aliran dana yang masuk ke Indonesia (capital inflow) semakin deras. Bila kondisi masih terjaga, dia optimistis IHSG bisa menguat hingga level 3.025 dengan tingkat implikasi 12 kali terhadap price earning ratio (PER) di 2011. “Kami yakin secara keseluruhan prospek pasar Indonesia baik sehingga level itu bisa tercapai tahun ini,”ujarnya. Menurut Joshua, faktor yang dapat menggerakkan IHSG mencapai level itu adalah kondisi makroekonomi Indonesia yang positif,nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang menunjukkan kecenderungan naik,dan regulasi pemerintah.

Adapun sektor yang menurutnya lebih berprospek adalah konsumsi, properti, batu bara, semen, infrastruktur, dan perbankan. Sementara itu, Bhakti Securities memprediksi gerak IHSG hingga penghujung 2010 berpotensi ditutup di level Rp2.900-3.200. “Target konservatif kita di level Rp2.900. Sedangkan target optimistis di level Rp3.200,” kata Kepala Riset Bhakti Securities Edwin Sebayang. Sentimen positif yang dapat mengangkat indeks ke level itu adalah naiknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, kinerja keuangan emiten yang bagus,naiknya harga komoditas, dan ekonomi dunia yang menunjukkan pemulihan.

Analis pasar uang Farial Anwar menilai capital inflow akan membuat nilai tukar rupiah terus menguat.“ Dana asing masih akan masuk. Itu akan memberi sentimen positif bagi rupiah,”ujarnya. Dia hanya mengingatkan, posisi rupiah saat ini yang berada pada level Rp9.200 per dolar AS rawan terhadap profit taking (ambil untung). “Rupiah sudah lumayan tinggi di pasar,wajar saja jika asing sedikit mengambil untung,” ujarnya.

Direktur Eksekutif Emerging Market Strategy UBS Nizam Idris mengatakan, sentimen eksternal yang akan memengaruhi gerak rupiah adalah kebijakan sejumlah bank sentral yang menghentikan quantitative easing dengan mengucurkan stimulus ke sejumlah perusahaan menyusul pembatasan kredit dari perbankan. Sedangkan sentimen dari internal adalah tingkat inflasi dan intervensi Bank Indonesia terhadap mata uang lokal. Namun, dia memprediksi, rupiah tidak bisa menembus level di bawah Rp9.000. Gerak rupiah sepanjang tahun ini diprediksi hanya berada di kisaran Rp9.000–9.500 per dolar AS.

Iklan
  1. Belum ada komentar.
  1. Maret 15, 2010 pukul 2:42 pm

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: