Syahril Djohan
Om Willem merupakan postingan sebelumnya di Standardisasi’s Blog dan kali ini saya akan membahas tentang Syahril Djohan. Menurut informasi yang saya dapatkan melalui mesin pencari google bahwa Seorang warga melintas di kediaman Sjahril Djohan di Jalan Rasamala 7 No.10, Menteng Dalam, Jakarta Selatan, kemarin.
Nama Syahril Djohan muncul setelah dikaitkan dengan inisial SJ, sosok yang disebut mantan kepala Bareskrim, Komjen Pol Susno Duadji, sebagai makelar kasus (markus). Bagaimana kehidupan Syahril di lingkungan rumahnya?
SEBUAH rumah dengan pagar besi warna hijau setinggi kira-kira 2 meter berdiri megah di Jalan Rasamala VII, Kelurahan Menteng Dalam, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Luasnya kira-kira 18×20 m2, berlantai dua dengan tinggi lebih dari 5 meter. Kemarin siang tidak ada aktivitas yang terlihat di rumah bernomor 10 itu. Pintu pagar digembok, sedangkan pintu garasi yang berada di dalam rumah terbuka.
Hanya sekali keheningan rumah terpecahkan suara tangis anak kecil. Suara yang menyelinap dari sela-sela ventilasi rumah. Selebihnya rumah yang sudah dihuni Syahril sejak 1980-an itu tak menyisakan gesekansuaraapapun. Sunyirumah Syahril setali tiga uang dengan sunyi identitas pemiliknya. Wah saya nggaktahu wajahnya (Syahril Djohan), bertatap muka pun tak pernah. Jika keluar rumah, yang terlihat hanya mobil, kata Ma’ruf, 54, yang saban hari nongkrong sebagai tukang ojek tidak jauh dari rumah Syahril.
Ma’ruf hanya sesekali melihat mobil keluar di pagi hari.Ma’ruf lebih sering melihat mobil masuk ke rumah saat malam tiba. Kalau malam jam delapan atau sembilan itu biasanya pulang, ya yang kelihatan mobilnya masuk rumah, beber laki-laki berambut sebahu itu. Sambil bersandar di tembok samping rumah Syahril, Ma’ruf bercerita bahwa keluarga rumah bertembok tinggi itu tertutup dari lingkungan sekitar.
Maka,ketika silih berganti wartawan bertanya mengenai Syahril Djohan, Ma’ruf bingung harus menjelaskan apa. Ya saya memang tiap hari nongkrong di situ (menunjuk pangkalan ojek), tapi memang saya tidak tahu dan tidak pernah melihat (Syahril), kata Ma’ruf dengan suara serak. Beberapa meter dari rumah Syahril, rumah Ketua RT 1/10 Kelurahan Menteng, Syahrudin, juga menjadi sasaran bertanya wartawan. Wah, saya mendadak diwawancarai wartawan, tadi beberapa wartawan televisi, lalu ada media cetak.
Eh sekarang giliran Anda- Anda mewawancarai saya, kata Syahrudin diakhiri kekeh tawanya. Syahrudin pun angkat bicara. Laki-laki 56 tahun ini mengungkapkan, Syahril memang jarang bersosialisasi dengan tetangga. Ketika bertemu saya pun tak ada tegur sapa. Terakhir saya melihat saat pemilu (Pemilu Presiden 2009),itu pun tak ada pembicaraan. Saya hanya melihat, katanya. Setelah pesta demokrasi tersebut Syahrudin tak pernah lagi melihat Syahril.
Tetek bengek urusan administrasi ke-RT-an diurusi pembantunya. Saya sempat bilang sama pembantunya, kalau bisa diurus sendiri, kanbagaimanapun silaturahmi itu diperlukan dalam hidup bertetangga. Tapi ya masih saja pembantunya yang ngurus, misalnya untuk mengurus KTP (kartu tanda penduduk) dan KK (kartu keluarga), bebernya. Ketika ditanya identitas dan pekerjaan Syahril, Syahrudin pun mengaku buta sama sekali.
Ketua RT yang tinggal di Menteng Dalam sejak 1996 tersebut mengaku tidak tahu. Pekerjaan dan kesibukannya (Syahril) apa saya tidak tahu, ujarnya. Syahrudin hanya mengetahui Syahril dari pembantu Syahril. Saya ya tahu dari pembantunya yang sering ngurus administrasi ke sini. Keluarganya (Syahril dan keluarga) memang mondar-mandir ke Australi (Australia), mungkin punya rumah di sana, lanjut Syahrudin.
Menurut ketua RT ini, besar kemungkinan keluarga Syahril punya rumah di Australia. Sebab, tidak mungkin seseorang yang tidak punya rumah tinggal lama di Australia. Istrinya pernah sampai dua tahun di Australia, katanya. Syahrudin hanya mengetahui Syahril punya istri bernama Nurfina yang usianya satu tahun lebih muda dari Syahril yang lahir pada 1945. Anak Syahril adalah Faranidia Djohan yang lahir pada 1970 dan Daril Djohan yang lahir tahun 1973.
Cucu Syahril ada tiga orang. Semua diketahui dari data KK yang juga dibawa Syahrudin sebagai ketua RT. Setahu saya, Pak Syahril dan anak-anaknya ada di rumah itu. Tapi kalau Pak Syahril tidak ada di rumah, biasanya di apartemen di Casablanca (Jalan Casablanca, Jakarta Selatan). Tapi saya tidak tahu nama apartemennya, beber Syahrudin. Syahril Djohan menjadi pembicaraan setelah ada rapat dengar pendapat antara Komisi III DPR dan Susno Duadji, Kamis (8/4).
-
April 14, 2010 pukul 6:55 pmSiap Menaklukkan Everest di Usia 13 Tahun « Standardisasi's Blog